Rabu, 25 April 2018

Laporan Lengkap PERCOBAAN I PENETAPAN SPEKTRUM ABSORBSI KROM (III) DAN KOBALT (II)

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN
(KICC 1645)
 


PENENTUAN KONSENTRAASI CAMPURAN SECARA SIMULTAN DENGAN METODE SPEKTROMETRI

Dosen Pembimbing :
      Dr. Abudarin, M.SiHeriani, S.Pd, M.Pd


Disusun Oleh :
Nama                                        : Seni Rusianti
NIM                                         : ACC 115 049
Kelompok                               : VIII (Delapan)
Praktikum Ke                    : 2 (Dua)
Hari, Tanggal Praktikum                  : Kamis, 29 Maret  2018
Asisten Pembimbing                : Heriani, S.Pd, M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2018


PERCOBAAN I
PENETAPAN SPEKTRUM ABSORBSI KROM (III) DAN KOBALT (II)


I.              TUJUAN PERCOBAAN
1.             Mengetahui spektrum absorbsi larutan krom(III) nitrat dan kobalt (II) nitrat.
2.             Menentukan panjang gelombang pada absorbansi maksimum (λmak) larutan krom (III) nitrat dan kobalt (II) nitrat.

II.           DASAR TEORI
Spektrum absorbsi (A) dari suatu spesies kimia yang berupa zat pengabsorbsi (absorbing species) adalah kurva alur absorbansi spesies tersebut terhadap panjang gelombang.
Description: C:\Users\cctvkimia\Pictures\2018_02_22\analitik.jpg
 







Dari spektrum absorbsinya dapat ditentukan (λmak) dari spesies tersebut, yaitu panjang gelombang yang meghasilkan absorbsi maksimum (puncak kurva).  Λmak memiliki arti penting karena untuk mendapatkan sensitivitas yang tinggi, pengukuran absorbansi dalam analisis secara spektrofotometri harus dilakukan pada panjang gelombang tersebut.
Contoh spektrum absorpsi adalah spektrum matahari. Secara sepintas spektrum matahari tampak seperti spektrum kontinu. Akan tetapi, jika dicermati akan tampak garis-garis gelap terang yang disebut dengan garis-garis Fraunhofer. Gejala emisi dan absorpsi pertama kali dijelaskan oleh Kirchoff pada tahun 1869 dengan mengajukan tiga hukum analisis spektrum, yaitu:
1.             Zat padat ataupun zat cair yang memijar akan memancarkan cahaya dengan spektrum pada seluruh panjang gelombang, sehingga menghasilkan spektrum kontinu.
2.             Gas renggang yang memijar akan memancarkan cahaya dengan spektrum berupa garis-garis terang yang dinamakan spektrum garis.
3.             Cahaya putih dari sumber cahaya bila dilewatkan dari gas renggang yang dingin, maka gas itu akan menyerap panjang gelombang tertentu sehingga pada spektrum kontinu terdapat garis-garis gelap yang dinamakan garis serat atau garis absorbsi. Panjang garis serat ini tepat sama dengan panjang gelombang garis emisi ini bila gas itu memijar.

Menurut Anonim (2012), kobalt adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Co dan nomor atom 27. Elemen ini biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam. Elemen bebasnya, diproduksi dari peleburan reduktif, adalah logam berwarna abu-abu perak yang keras dan berkilau.
Ketersediaan unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat.
Menurut Anonim (2012), kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24.
Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium deficiency). Kromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan, komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan sebutan emas putih.
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Benda bercahaya seperti matahari atau bohlam listrik memancarkan spektrum yang lebar terdiri atas panjang gelombang. Panjang gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subyektif akan ketampakan (vision). Dalam analisis secara spektrofotometri terdapat tiga daerah panjanggelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200 – 380nm), daerah visible (380  –  700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm)(Khopkar, 1990).
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol (Anonim, 2012).
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi yakni 5930 °C (Anonim, 2012).
Menurut Anonim (2012), berikut adalah 2 jenis spektronic 20 yang bekerja pada rentang panjang gelombang sinar tampak. Gambar pertama merupakan spectronic-20 lama yang sudah jarang bahkan mungkin tidak diproduksi lagi. Sedangkan gambar kedua adalah spectronic-20 terbaru.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut λmaks. Hal ini disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama, maka data yang diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil (Anonim, 2012).
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan. Artinya konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah (Anonim, 2012).
Kromium dan ion kobalt menyerap cahaya tampak meskipun maximal absorbansi mereka cukup baik dipisahkan. Dengan mengukur absorbansi pada dua panjang gelombang yang berbeda dari larutan yang mengandung ion, adalah mungkin untuk secara bersamaan menentukan konsentrasi dari setiap ion dalam larutan. Sebuah larutan tidak diketahui mengandung spesies d analisis menggunakan spektrofotometer  (Anonim, 2012).
Menurut Sikanna, R. (2012), Terdapat dua kemungkinan apabila dua komponen yang berlainan dicampurkan dalam satu larutan. Adanya interaksi akan merubah spektrum absorpsi dimana absorpsi larutan campuran akan merubah jumlah aljabar dari absrpsi dua larutan dari masing-masing komponen yang terpisah. Jadi, spektrum absorpsinya merupakan campuran bersifat aditif.
Menurut Sikanna, R. (2012), analisa benar yang dapat dilakukan dengan perhitungan menggunakan hukum Lambert-Beer.
A = a b c
Bila menggunakan kuvet yang sama maka A = k. C
Karena dalam percobaan ini hanya ada dua komponen maka diperlukan persamaan dari dua panjang gelombang berlainan agar C1 dan C2 dapat juga dihitung, jadi :
A1 = k11 C1 + K12 C2
A2 = k21 C1 + K22 C2
K dapat diperoleh dari kemiringan kurva standar sedangkan A dari hasil pengukuran.



III.        ALAT DAN BAHAN


a.              Alat

No
Nama Alat
Ukuran
Jumlah
1
Gelas kimia
100 mL
3 buah
2
Kuvet
-
2 buah
3
Labu ukur
10 mL
2 buah
4
Pipet tetes
-
2 buah
5
Pipet volume
-
2 buah
6
Spektrofotometri
-
1 buah



b.             Bahan

No
Nama Bahan
 Satuan
Jumlah
1
Aquadest
mL
Secukupnya
2
Cr(NO3)0,025 M
mL
5 mL
3
Co(NO5)0,075 M
mL
5 mL
















IV.        PROSEDUR KERJA

1.             Dibuat larutan 0,025 M Cr(NO3)3 dan 0,075 M Co(NO3)2  dengan cara diencerkan 5 ml larutan stok menjadi 10 ml.
2.             Didupkan spektrofotometer dengan cara ditekan tombol ON/OFF.
3.             Dipilih panjang gelombang 450 nm dengan memilih setting panjang gelombang dari menu utama.
4.             Dimasukkan kuvet yang telah diisi dengan aquades sebagai blanko ke dalam sel (tempat sampel) pilih menu setting blanko (blank) dan nol kan dan dicuci kuvet dengan larutan.
5.             Diganti kuvet tersebut dengan kuvet lain yang telah diisi dengan larutan 0,025 Cr(NO3)3 , dipilih setting scan dari menu utama pada rentang panjang 450 nm sampai 650 nm.
6.             Dicetak spektrum absorbsi yang muncul dilayar dengan printer.
7.             Diulangi langkah 3 sampai 5 dengan digunakan larutan 0,075 M Co(NO3)2  sebagai pengganti Cr(NO3)3.
8.             Dengan hukum Beer, tentukan absorbtivitas () molar kedua senyawa pada masing-masing
 λmak- nya. Cr(NO3)3  = .......... nm                    λmak- nya. Co(NO3)3  = .........nm
pada λmak :  ε Cr(NO3)3  =...............                                    ε Co(NO3)3 = ............






V.           HASIL PENGAMATAN

No
Nama Senyawa
1
Krom II
577 nm
2
Kobalt II
513 nm




VI.        PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A.    PERHITUNGAN

1.        Menentukan konsentrasi pengenceran
Diketahui : M Cr(NO3)3 = 0,05 M
M Co(NO3)2 = 0,15 M
Faktor pengenceran = 5 mL / 10 mL
= 0,5
Ditanya : M Cr(NO3)3 dan M Co(NO3)2 setelah pengenceran ?
Jawab :
M Cr(NO3)3 setelah pengenceran = M Cr(NO3)3 x fp
= 0,05 M x 5mL / 10 mL
= 0,025 M
M Co(NO3)2 setelah pengenceran = M Co(NO3)2 x fp
= 0,15 M x 5mL / 10 mL
= 0,075 M
2.        Menentukan absorbtivitas molar () pada masing-masing panjang gelombang (λ)
Diketahui : A Cr(NO3)3 pada λ 577 nm = 0,310
A Co(NO3)2 pada λ 513 nm = 0,301
M Cr(NO3)3 = 0,025 M
M Co(NO3)2 = 0,075 M
b kuvet = 0,1 cm
Ditanya :  Cr(NO3)3 dan  Co(NO3)2
Jawab :
Berdasarkan Hukum Beer A =   b C , maka 
·         𝜆 max-nya  = 577 nm

Diketahui        : A = 0,310
                          b = 0,1 cm
                          C = 0,025 M
Ditanya           :

Jawab              :
 
    =
    =
     = 120,4 cm-1 M-1

·         𝜆 max-nya  = 513 nm

Diketahui        : A = 0,326
                          b  = 0,1 cm
                          C = 0,075 M
Ditanya           :
Jawab              :
 
    =
    =
     = 43,46 cm-1 M-1


















B.     PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, yaitu penetapan spektrum absorbsi krom (iii) dan kobalt (ii). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui spektrum absorbsi larutan krom(III) nitrat dan kobalt (II) nitrat dan menentukan panjang gelombang pada absorbansi maksimum (λmak) larutan krom (III) nitrat dan kobalt (II) nitrat. Alat-alat yang digunakan sebagi berikut : gelas kimia 100 mL, kuvet, labu ukur, pipet tetes, pipet volume, dan spektrofotometri. Bahan-bahan yang digunakan aquadest, Cr(NO3)3  0,025 M, dan Co(NO5)2  0,075 M.

Pertama-tama yaitu proses pengenceran  larutan dengan cara buat larutan 0,025 M Cr(NO3)3 dan 0,075 M Co(NO3)2  dengan mengencerkan 5 ml larutan stok menjadi 10 ml. Dalam menentukan konsentrasi senyawa tersebut larutan yang digunakan memiliki molaritas M Cr(NO3)3 = 0,05 M dan M Co(NO3)2 = 0,15 M didapat dari  mengencerkan 5 mL larutan stok menjadi 10 mL yang disebut sebagai faktor pengenceran.

Description: C:\Users\asus\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20180403-WA0015.jpg                   Description: C:\Users\asus\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20180328_110300.jpg
Gambar 1. Cr(NO3)3                                     Gambar 2. Co(NO3)2  

Description: C:\Users\asus\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG-20180403-WA0019.jpg                  Description: C:\Users\asus\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\20180328_110449.jpg
Gambar 3. Pengenceran Cr(NO3)3        Gambar 4. Pengenceran Co(NO3)2  

Kemudian dihidupkan spektrofotometer dengan cara menekan tombol On/Off dan dipilih panjang gelombang 450 nm dengan memilih setting panjang gelombang dari menu utama lalu dimasukkan kuvet yang telah diisi dengan aquades sebagai blanko ke dalam sel (tempat sampel) pilih menu setting blanko (blank) dan nol kan. Diganti kuvet tersebut dengan kuvet lain yang telah diisi dengan larutan 0,025 Cr(NO3)3 , pilih setting scan dari menu utama pada rentang panjang 450 nm sampai 650 nm.

Gambar 3. Spektrofotometer


Dicetak spektrum absorbsi yang muncul dilayar dengan printer dan diulangi langkah 3 sampai 5 dengan menggunakan larutan 0,075 M Co(NO3)2  sebagai pengganti Cr(NO3)3 . Disaat memegang kuvet diharapkan memegang dasar kuvet yang kasar agar tidak adanya bekas jari yang dapat menghalang penyinaran. Percobaan diatas untuk mengetahui spektrum absorbsi larutan krom(III) nitrat dan kobalt (II) nitrat

Dari hasil yang didapat pada senyawa Cr(NO3)3 dengan panjang gelombang  sebesar 577 nm dan absorbansinya sebesar 0,310 begitupula dengan senyawa Co(NO3)2  memiliki panjang gelombang 513 nm dan absorbansinya sebesar 0,326.

 Kemudian dengan menggunakan hukum Beer, tentukan absorbtivitas (A) molar kedua senyaqa pada masing-masing λmak- nya Cr(NO3)3 dan λmak- nya Co(NO3)2  serta ditentukan nilai ε Cr(NO3)3 dan ε Co(NO3)2. Setelah didapat hasil absorbansi setiap senyawa tersebut maka dengan hokum beer yang dirumuskan  . Maka pada senyawa  Cr(NO3)3 nilai ε Cr(NO3)3 sebesar -1M-1 dan pada senyawa  Co(NO3)2  nilai ε Co(NO3)3 sebesar -1M-1








VII.     KESIMPULAN
1.        KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1)   Terdapat  adanya spektrum absorbsi larutan krom(III) nitrat dan kobalt (II) nitrat dan berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh λmak- nya Cr(NO3)3 sebesar 576 nm dan absorban 0,300 dan λmak- nya Co(NO3)2 yaitu sebesar 512 nm dan absorban 0,351.
2)   Menggunakan hokum Beer yang dirumuskan  . maka pada senyawa  Cr(NO3)3 nilai ε Cr(NO3)3 sebesar -1M-1 dan pada senyawa  Co(NO3)2  nilai ε Co(NO3)3 sebesar -1M-1

2.        SARAN
Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam membaca dan memahami nilai absorbansi serta dalam menentukan absorbtivitas (ε) molar kedua senyawa.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Instrumen. Palangka Raya : UNPAR
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Nana. 2014. Spektroskopi Serapan dan Daerah Tampak. Http://Biografinani .com/2009/II/spektroskopi-serapan-dalam-daerah-tampak. Diakses pada 27 Mei 2014. Pukul 14.52 WIB.
Underwood, A.L. 1990. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Wikepedia. 2014. Analisis Campuran Tanpa Pemisahan Dengan Spektrofotometer. Http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 27 Mei 2014. Pukul 15.55 WIB.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar